Sistem Pengapian
PRINSIP KERJA SISTEM
PENGAPIAN KONVENSIONAL
Berikut
akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
1)
Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup
Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak
ON, Platina Menutup
Aliran
arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai
—-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik
pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
2)
Saat platina membuka
Saat platina membuka,
arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada
sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder
koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —->
Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik
tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara
elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan
bunga api.
KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
PADA MOBIL
Sistem pengapian
konvensional terdiri dari beberapa komponen. Berikut akan dijelaskan apa saja
komponen sistem pengapian beserta dengan fungsi masing-masing komponen sistem
pengapian.
1.
Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber
energi listrik.
2.Kunci Kontak
2.Kunci Kontak
Kunci
kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau
mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau
lebih terminal.
Terminal
utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG
dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST
dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal
maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris
kendaraan, seperti: radio, tape dan lain-lainnya.
2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
2.
Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
3.
Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
MERAWAT SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL
Kinerja sistem
pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di
dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin
optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian
selalu dalam kondisi baik maka sistem ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan
sistem pengapian dengan cara membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau
mesin.
Sistem
Pengapian Konvensional
Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas.
Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal Advancer.
Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian.
Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas.
Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal Advancer.
Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian.
Bagi pemilik
kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri dengan alat yang terdapat pada
kelengkapan kendaraan, alat dan bahan yang diperlukan, yaitu:
o Bahan : Grease (pelumas); amplas.
o Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10,
12, 19; obeng (+); obeng (-); feeler gauge; lampu 12 volt dengan dua kabel;
multimeter.
Selain alat diatas
pada bengkel yang baik menggunakan beberapa alat, diantaranya:
o Spark plug cleaner and tester,
merupakan alat untuk membersihkan dan memeriksa busi.
o Spark plug gauge, untuk mengukur dan
menyetel celah busi.
o Tune up tester, untuk mengukur putaran
dan sudut dweel.
o Timing tester, untuk mengetahui saat
pengapian.
o Condensor tester, berfungsi untuk
memeriksa kapasitas kondensor.
Langkah kerja dalam merawat sistem pengapian adalah
sebagai berikut:
1. Memeriksa secara visual kelainan pada
komponen dan rangkaian sistem pengapian.
2. Memeriksa, membersihkan dan menyetel
celah busi.
3. Memeriksa dan membersihkan kabel
tegangan tinggi.
4. Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup
distributor.
5. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan
vacum advancer.
6. Memeriksa koil pengapian.
7. Memeriksa, membersihkan dan menyetel
celah platina atau menyetel sudut dwell.
JENIS-JENIS GANGGUAN
PADA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kinerja
sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses
pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh
performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat.
Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem lain.
Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.
Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem lain.
Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.
No.
|
GEJALA
|
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
|
CARA MENGATASI
|
1
|
Mesin tidak dapat hidup (tidak ada
percikan api di busi)
|
Busi mati atau deposit berlebihan.
|
Ganti busi atau bersihkan.
|
Kabel tegangan tinggi bocor
berlebihan.
|
Ganti kabel tegangan tinggi.
|
||
Rotor tidak terpasang.
|
Pasang rotor.
|
||
Urutan pengapian tidak benar.
|
Perbaiki urutan pengapian.
|
||
Bersihkan kotorannya.
|
|||
Platina menutup terus atau membuka
terus.
|
|||
Ganti koil
|
|||
Ganti kondensator
|
|||
Konektor kabel lepas
|
Pasang konektor kabel yang lepas
|
||
Kabel putus
|
Ganti atau perbaiki kabel yang
putus
|
||
Kontak rusak
|
Ganti kontak
|
||
2
|
Mesin sulit hidup (percikan api
dibusi kecil)
|
Deposit (penumpukan kerak) dibusi
berlebihan.
|
Bersihkan atau ganti busi.
|
Kabel tegangan tinggi bocor.
|
Ganti kabel tegangan tinggi.
|
||
Tutup distributor kotor.
|
Bersihkan terminal ditutup
distributor.
|
||
Karbon ditutup distributor hilang.
|
Pasang karbon atau ganti tutup
distributor.
|
||
Tutup distributor retak.
|
Ganti tutup distributor.
|
||
Urutan pengapian tidak benar.
|
Perbaiki urutan pengapian.
|
||
Kontak platina kotor.
|
Bersihkan kontak atau ganti.
|
||
Setelan celah platina tidak tepat.
|
Setel celah platina atau sudut
dwell.
|
||
Saat pengapian tidak tepat.
|
Saat setel pengapian
|
||
Koil rusak.
|
Ganti koil.
|
||
Kondensor rusak.
|
Ganti kondensor.
|
||
Konektor kabel kotor.
|
Bersihkan terminal konektor kabel.
|
||
3
|
Terjadi ledakan di knalpot
|
Busi kotor.
|
Bersihkan busi atau ganti busi
|
Platina kotor.
|
Bersihkan platina atau ganti.
|
||
Saat pengapian terlalu mundur.
|
Stel saat pengapian.
|
No.
|
GEJALA
|
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
|
CARA
MENGATASI
|
4
|
Terjadi ledakan di knalpot saat
pedal gas dilepas
|
Kerja vacum advancer kurang
sempurna.
|
Perbaiki mekanisme vacum advancer.
|
5
|
Terjadi ledakan di knalpot saat
pedal gas ditekan
|
Kerja centrifugal advancer kurang
sempurna.
|
Perbaiki mekanisme centrifugal
advancer.
|
6
|
Busi cepat kotor
|
Pemakaian busi yang tidak tepat
|
Ganti busi dengan tingkat panas
yang tepat.
|
Platina kotor.
|
Bersihkan atau ganti platina.
|
||
Saat pengapian tidak tepat.
|
Stel saat pengapian.
|
||
7
|
Elektroda busi meleleh
|
Pemakaian tingkat busi yang
terlalu panas.
|
Ganti busi dengan tingkat panas
busi yang lebih dingin.
|
Posisi Platina
|
Hasil Pengukuran
|
Keterangan
|
Membuka
|
12 volt
|
Baik
|
0 volt
|
Platina hubung singkat
|
|
Kabel platina hubung singkat
|
||
Tidak ada arus ke koil pengapian
|
||
Menutup
|
0 volt
|
Baik
|
12 volt
|
Kontak platina terganjal kotoran
|
|
Kabel ke platina putus
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar